TEKNIK PEMERIKSAAN HUMERUS
1. Anatomi Os Humerus
Tulang humerus terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaput
(ujung atas), korpus, dan ujung bawah.
1) Kaput
Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri atas sebuah kepala, yang membuat
sendi dengan rongga glenoid dari skapla dan merupakan bagian dari banguan sendi
bahu. Dibawahnya terdapat bagian yang lebih ramping disebut leher anatomik.
Disebelah luar ujung atas dibawah leher anatomik terdapat sebuah benjolan,
yaitu Tuberositas Mayor dan disebelah depan terdapat sebuah benjolan lebih
kecil yaitu Tuberositas Minor. Diantara tuberositas terdapat celah bisipital
(sulkus intertuberkularis) yang membuat tendon dari otot bisep. Dibawah
tuberositas terdapat leher chirurgis yang mudah terjadi fraktur.
2) Korpus
Sebelah atas berbentuk silinder tapi semakin kebawah semakin
pipih. Disebelah lateral batang, tepat diatas pertengahan disebut tuberositas deltoideus
(karena menerima insersi otot deltoid). Sebuah celah benjolan oblik melintasi
sebelah belakang, batang, dari sebelah medial ke sebelah lateral dan
memberi jalan kepada saraf radialis atau saraf muskulo-spiralis sehingga
disebut celah spiralis atau radialis.
3) Ujung Bawah
Berbentuk lebar dan agak pipih dimana permukaan bawah sendi
dibentuk bersama tulang lengan bawah. Trokhlea yang terlatidak di sisi sebelah
dalam berbentuk gelendong-benang tempat persendian dengan ulna dan
disebelah luar etrdapat kapitulum yang bersendi dengan radius. Pada kedua sisi
persendian ujung bawah humerus terdapat epikondil yaitu epikondil lateral dan
medial. (Pearce, Evelyn C, 1997)
2. Indikasi pemeriksaan :
1. Dislokasi/luksasi
2. Fraktur , fissure
3. Kelainan patologi
3. Tujuan pemeriksaan humerus :
Untuk mengetahui struktur os humerus dengan proyeksi tertentu
beserta kelainan yang mungkin ada pada daerah tersebut.
4. Proyeksi AP
• PP : berdiri
• PO : Lengan bawah dan tangan diatur dalam posisi AP
• CR : Horisontal tegak lurus
• CP : Pertengahan obyek
• FFD : 90cm
• Struktur yang terlihat : keseluruhan tulang humerus ( kedua
sendi harus tampak ) tampak dalam posisi AP
• Kriteria
evaluasi :
a. Elbow dan shoulder joint masuk dalam lapangan
penyinaran
b. Humerus dalam posisi true AP :
Epicondylus terlihat maksimal dan tidak mengalami rotasi
Tuberositas mayor dan minor terlihat jelas
Tuberositas minor terletak antara caput humerus dan tuberositas
mayor
c. Sinar yang divergen menyebabkan elbow joint sebagian
tertutup
5. Proyeksi LATERAL
• PP : Berdiri
• PO : Tangan diletakkan di pinggang, sehingga sendi siku membentuk
sudut.
• CR : Horisontal
• CP : Pertengahan obyek yang diperiksa
• FFD : 90cm
• Struktur yang terlihat : Tampak gambaran lateral humerus, caput
humerus menghadap ke posterior, tampak elbow joint.
• Kriteria evaluasi :
a. Elbow dan shoulder joint masuk dalam lapangan
penyinaran
b. Humerus dalam posisi true lateral
Epicondylus superposisi
Tuberositas minor jelas
Tuberositas mayor superposisi
6. PROYEKSI TRANSTHORACIC LATERAL ( Metode Lawrence )
Digunakan apabila lengan atas tidak bisa
di abduksi untuk proyeksi lateral
• Film : 18 x 24cm / 24 x 30cm + grid
• PP : Berdiri atau duduk menyamping
• PO : Lengan yang dipriksa menempel kaset. Angkat lengan yang
tidak diperiksa diletakkan di atas meja.
• CR : Horisontal tegak lurus kaset
• CP : Pertengahan obyek yang diperiksa
• FFD : 90cm
• Exposi pada saat full inspirasi dan tahan napas untuk mempertahankan
kontras dan menurunkan faktor eksposi
• Struktur yang terlihat : Tampak ½ - 2/3 proksimal humerus dalam
proyeksi lateral dan melewati thorax.
• Kriteria evaluasi :
a. Proksimal humerus tampak
b. Humerus dalam posisi lateral
c. Batas garis humerus tampak jelas menembus ribs dan
lapangan paru
d. Humerus dan shoulder yang tidak diperiksa tidak superposisi
dengan obyek yang diperiksa
e. Humerus tidak superposisi dengan vertebra thoracal
7. PROYEKSI LATERAL DECUBITUS
Posisi pasien : Tidur miring (lateral), dengan tepi
yang tidak difoto dekat meja pemeriksaan
Posisi objek : Os humerus lurus di samping tubuh,
articulatio cubiti full fleksio, ossa manus prone didepan articulatio humeri
dari tepi yg difoto. Kaset horizontal diletakkan di antara os humerus dan tubuh
dengan salah satu tepinya sejauh mungkin masuk ke dalam pangkal os
humerus diatur memanjang pada garis tengah film , dengan articulatio
cubiti termasuk kedalamnya, ossa antebrachi prone diatas kaset
Pengaturan sinar : FFD : 90 cm, CR : tegak lurus bidang film, CP : pertengahan
os humerus
sumber :
Ballinger, Philip W. dan Eugene D. Frank. 2003. Merrill’s
Atlas of Radiographic Positions and Radiologic Prosedures, Tenth Edition,
Volume Three. Saint Louis : Mosby.
1) Kaput
Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri atas sebuah kepala, yang membuat sendi dengan rongga glenoid dari skapla dan merupakan bagian dari banguan sendi bahu. Dibawahnya terdapat bagian yang lebih ramping disebut leher anatomik. Disebelah luar ujung atas dibawah leher anatomik terdapat sebuah benjolan, yaitu Tuberositas Mayor dan disebelah depan terdapat sebuah benjolan lebih kecil yaitu Tuberositas Minor. Diantara tuberositas terdapat celah bisipital (sulkus intertuberkularis) yang membuat tendon dari otot bisep. Dibawah tuberositas terdapat leher chirurgis yang mudah terjadi fraktur.
1. Dislokasi/luksasi
2. Fraktur , fissure
3. Kelainan patologi
3. Tujuan pemeriksaan humerus :
Untuk mengetahui struktur os humerus dengan proyeksi tertentu beserta kelainan yang mungkin ada pada daerah tersebut.
• PP : berdiri
• PO : Lengan bawah dan tangan diatur dalam posisi AP
• CR : Horisontal tegak lurus
• CP : Pertengahan obyek
• FFD : 90cm
• Struktur yang terlihat : keseluruhan tulang humerus ( kedua sendi harus tampak ) tampak dalam posisi AP • Kriteria evaluasi :
Epicondylus terlihat maksimal dan tidak mengalami rotasi
Tuberositas mayor dan minor terlihat jelas
Tuberositas minor terletak antara caput humerus dan tuberositas mayor
5. Proyeksi LATERAL
• PP : Berdiri
• PO : Tangan diletakkan di pinggang, sehingga sendi siku membentuk sudut.
• CR : Horisontal
• CP : Pertengahan obyek yang diperiksa
• FFD : 90cm
• Struktur yang terlihat : Tampak gambaran lateral humerus, caput humerus menghadap ke posterior, tampak elbow joint.
Epicondylus superposisi
Tuberositas minor jelas
Tuberositas mayor superposisi
6. PROYEKSI TRANSTHORACIC LATERAL ( Metode Lawrence )
• Film : 18 x 24cm / 24 x 30cm + grid
• PP : Berdiri atau duduk menyamping
• PO : Lengan yang dipriksa menempel kaset. Angkat lengan yang tidak diperiksa diletakkan di atas meja.
• CR : Horisontal tegak lurus kaset
• CP : Pertengahan obyek yang diperiksa
• FFD : 90cm
• Exposi pada saat full inspirasi dan tahan napas untuk mempertahankan kontras dan menurunkan faktor eksposi
• Struktur yang terlihat : Tampak ½ - 2/3 proksimal humerus dalam proyeksi lateral dan melewati thorax.
• Kriteria evaluasi :
a. Proksimal humerus tampak
b. Humerus dalam posisi lateral
c. Batas garis humerus tampak jelas menembus ribs dan lapangan paru
d. Humerus dan shoulder yang tidak diperiksa tidak superposisi dengan obyek yang diperiksa
e. Humerus tidak superposisi dengan vertebra thoracal
Pengaturan sinar : FFD : 90 cm, CR : tegak lurus bidang film, CP : pertengahan os humerus
sumber :